Sabtu, 24 Mei 2014

Theater (of my) Dream

Suatu siang sekitar bulan Oktober tahun 2000, saat pulang sekolah, saya dan teman-teman mendapati seorang pedagang yang menggelar jualan di samping sebuah toko, tepat di jalan keluar sekolah kami, SLTP Negeri 1 Nita. Saat kami hampiri, ternyata dia menjual berbagai poster, mulai dari band/musisi, pemain/klub bola, aktor/aktris, rohani dan masih banyak lagi. Alhasil kami langsung mengerubuti dan mulai memilah-milah poster yang bagus.

Setelah cukup lama memilih, akhirnya pilihan saya jatuh ke sebuah poster yang menampilkan sederetan pemain bola berkostum merah, yang berbaris rapi dengan 3 trophy di depannya, plus spanduk bertuliskan Manchester United Treble Winner.
Saya hanya beli satu poster ini saja, maklum di saku hanya ada Rp. 6.000, hasil dari puasa jajan selama 3 hari, sementara harga satu poster Rp. 5.000.

*google pic ][ posternya bukan seperti ini sih sebenarnya :)
Entah kenapa saya langsung tertarik dengan poster itu, padahal satu-satunya yang bisa saya kenali waktu itu hanya David Beckham saja.

Usut punya usut, ternyata satu tahun sebelumnya, di musim 1998/1999, Manchester United berhasil merengkuh tiga gelar bergengsi yaitu English Premier League, FA Cup dan UEFA Champions League.
Hal itu membuat saya bangga memiliki poster dari sebuah tim hebat, dan mulai mengidolakan tim berjuluk Setan Merah itu. Walaupun sebenarnya belum pernah nonton pertandingan MU di tivi. Maklum kampung saya yang ada di pedalaman Flores itu tidak bisa menerima frekuensi TV swasta. Satu-satunya TV yang bisa diterima antena biasa hanya TVRI (sampai sekarang juga masih. bedanya di tiap rumah sudah ada receiver digital, jadi bisa dapat).
Sebenarnya waktu itu ada dua rumah yang bisa dapat siaran TV swasta, karena mereka menggunakan parabola. Tapi saya dan teman-teman yang lain hanya nonton Yoko dan Bibi Lung saja disana.

Tapi hal itu tidak mengurangi rasa ingin tahu saya akan klub yang mulai saya sukai ini. Berita olahraga di TVRI dan di Koran Pos Kupang langganan Ayah saya, menjadi santapan setiap hari untuk tetap update kabar terbaru dari tim asuhan Sir Alex Ferguson ini. Kliping-kliping gambar Beckham, Roy Keane, Giggs, Scholes, dan yang lainnya, mulai memenuhi setiap sudut kamar. Begitu pula poster-poster baru yang mulai rajin saya beli.

Saat mulai kuliah di Jakarta, tahun 2005, kecintaan saya pada 'satu-satunya' klub sepakbola di kota Manchester ini semakin meningkat (Manchester City itu klub bola pingpong. hehe). Hal ini karena saya sudah bisa rutin menonton tayangan live pertandingan Liga Inggris setiap minggunya.
Kemenangan MU selalu bikin bahagia. Kekalahan? Kecewa pasti, dukungan tak berubah, tetap bergelora.

Kesempatan untuk menyaksikan idola-idola dari ranah Inggris Raya itu secara langsung, sebenarnya datang saat tahun 2009 lalu, tepatnya tanggal 20 Juli, dimana dalam rangka tur Asia, MU akan melawan Indonesia All Star. Semua informasi kegiatan mereka saat di Jakarta mulai saya cari, terutama jadwal konferensi pers dan jumpa fans, dengan harapan bisa bertemu para pemain untuk minta foto bareng plus tandatangan. Yah minimal tim official-nya deh.
Sayang semuanya dibuyarkan oleh ledakan bom di JW Marriot dan Ritz Carlton, di kawasan Mega Kuningan, dimana salah satunya adalah hotel yang akan menjadi tempat menginap para punggawa Setan Merah. Aaargh, Dani Permana - Nana Maulana, kalian jahat! Pupus deh harapan saya.
Alih-alih berharap mereka (MU) datang lagi ke Indonesia, saya lebih memilih untuk fokus mendukung mereka dari layar kaca. Realistis saja. Orang pasti trauma keleus sama kejadian seperti itu.

* * *

Mulai beberapa bulan lalu, lewat akun official klub di Instagram (kebetulan saya follow), setiap minggunya setelah selesai pertandingan, si mimin akun itu selalu memposting foto kiriman dari para fans yang menonton secara langsung, baik di Old Trafford maupun di stadion tim lawan. Saat melihat foto-foto itu, saya seakan terbawa langsung kesana, berada di dalam kerumunan bersama suporter lain sambil menyanyikan anthem Glory-Glory ManUnited.
Terbersit dalam pikiran untuk pergi menonton langsung pertandingan MU di stadion kebanggaan klub idola saya itu. OLD TRAFFORD. THEATER OF DREAMS.
What?!
Nonton langsung disana?
Realistis ajalah bro. Makan saja masih sekitaran telor - ikan cue, mau gaya-gayaan. Ke Bandung saja masih ngangkot, ini mau ke Inggris. Butuh puasa berapa bulan itu.
Ah saya terlalu tinggi bermimpi.

Tapi..........
Coba bayangkan kalau foto selfie di bawah ini background-nya bukan tempat jemuran baju di kosan saya, tapi kumpulan para suporter di Stretford End atau Sir Alex Ferguson Stand, yang penuh semangat mendukung tim yang kami bangga-banggakan itu.

=))
Menyaksikan dari dekat saat Rooney menggetarkan jala gawang lawan dengan tendangan kerasnya, David De Gea yang berjibaku menghalau bola yang dilesakkan pemain lawan, juga aksi pemain lainnya.
Merasakan keriuhan sorak sorai kemenangan MU atas lawan-lawannya (yang menjadi jarang selama satu musim terakhir ini). Merayakannya dengan menyuapkan Mister Potato dan Smax Ring ke cewek bule disamping. Lho?
Melihat secara langsung kreasi arsitek anyar, Louis Van Gaal, yang berkolaborasi dengan Ryan Giggs, legenda hidup Setan Merah.
Meneriakan segala macam anthem bersama suporter lain, sampai lawan bergidik takut, dan merasakan sensasi euforia luar biasa seperti yang sering saya rasakan saat mendukung timnas Indonesia di Gelora Bung Karno.
Juga melakukan napak tilas sejarah klub di Museum Old Trafford di sana.

Ah saya kembali meracau. Wake up man! Bunga tidur seindah itu kadang bisa bikin galau tingkat dewa. Melihatnya dari layar kaca 21 inchi di kamar kos pun sudah cukup. Toh jauh di mata dekat di hati.
Tapi.......
Hey ada banyak jalan menuju ke Roma kan. Where there's a will, there's a way, kata Jajang Sempoa.
Saya bisa bikin perahu, mengarungi lautan menuju ranah Britania, sekali dayung 2-3 pulau terlewati. Terbang gratis pakai baling-baling bambu juga bisa. Bisa gila.
Momen Pilpres Juli nanti juga bisa jadi solusi bagi saya menuju Inggris, melihat Old Trafford. Saya buka saja stand khusus untuk menerima 'serangan fajar'. Pasti bisa untung banyak. Duit-duit dahulu, coblos-coblos kemudian.
Saya juga bisa ikutin saran Bang Steny buat bongkar-bongkar gudang, siapa tahu ada barang tak terpakai yang bisa dijual di Bukan Toko Bagus. Kalau bisa jadi duit, kenapa enggak.

Harus optimis. Yakusa. Yakin Usaha Sampai. Apa saja akan saya lakukan, demi sowan ke Ratu Elisabeth :D
Biarpun bumi berguncang, saya harus bisa pergi ke Inggris. Andaikan matahari terbit dari barat, tetap harus bisa ke Inggris. Tak sebilah pedang yang tajam dapat pupuskan  keinginanku ini =))
Rooney dkk butuh dukungan moril secara langsung dari saya. MU pasti kembali jadi raja, karena kehadiran saya di sana. Saya kepedean sekali ya. Ah sudahlah.

*google pic

*google pic
Theater of Dream.....
Teater Impian.....
Teater Mimpi.....
Theater of my dream.....
Berharap datang Megan Fox tuk wujudkan mimpi itu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar