Minggu, 17 Februari 2013

Aku Muak

Aku mulai jengah
Muak dengan tontonan hidup ini
Tak ada lagi keikhlasan hati
Hanya akting dan bohong belaka

Aku muak dengan kaum pekerja
Hanya bisa berkeluh kesah
Tak ada rasa syukur dan lapang dada
Berharap rezeki berlimpah ruah
Tapi tak tulus saat bekerja

Aku muak dengan suguhan tivi
Hanya mengejar sebuah rating tinggi
Walau tak mendidik mereka tak peduli
Tontonan murahan dan kadang basi

Aku muak dengan selebriti
Hanya mencari popularity
Bikin sensasi biar masuk tivi
Tak peduli moralitas tergadai

Aku muak dengan para politisi
Hanya bikin janji dan bernarasi
Wakil rakyat hanyalah ilusi
Banyak bicara sedikit beraksi
Selalu punya cara tuk manipulasi
Perkaya diri lewat korupsi

Aku muak dengan preman berkedok ormas
Hanya merusak dan sok benar
Selalu bikin hati cemas juga was-was
Berlagak bagai pendekar
Yang menghadang langsung ditebas

Aku muak dengan ketidakadilan
Aku muak dengan kemiskinan
Aku muak dengan kebodohan
Aku muak dengan ketidakpastian
Aku muak dengan kemunafikan
Aku muak dengan keserakahan


- Paul de Chivo -
16 Juli 2012

Sabtu, 16 Februari 2013

Intinya Adalah Sinopsis

Teman saya pernah nanya, kalau mau tau sebuah buku itu bagus atau tidak, caranya bagaimana. Saya menyarankan dia buat baca di sinopsis buku itu, yang biasanya ada di belakang buku.
Nah, berbicara mengenai sinopsis ini, saya punya cerita waktu zaman SMP dulu. Tapi yang satu ini tidak berhubungan dengan buku melainkan film.

Waktu itu, saya dan teman-teman punya satu hobi yaitu meminjam kaset film di Rental VCD, untuk ditonton rame-rame di rumah salah satu dari kami (yang pasti bukan rumah saya, karena waktu itu tidak ada VCD di rumah saya (miris ya :D).

Ada satu kebiasaan yang bisa dibilang unik saat kami akan menentukan film mana yang harus kami pinjam.
Kami tidak melihat dari siapa pemeran utamanya atau isi cerita dari film tersebut. Syarat pertama adalah genre film itu harus ACTION. Syarat berikutnya, yang lebih penting dan menjadi pertimbangan utama kami itu ada dibelakang cover VCDnya. Bukan isi cerita dalam film, yang biasanya ditulis disitu, tapi gambar-gambar dari penggalan beberapa scene penting dari film itu.
Jadi, selama disitu ada gambar cewek berpakaian sexy, kissing scene, atau adegan aktor utama sedang tidur disamping cewek :D, tidak perlu berembuk lagi, semua pasti otomatis like this...hehehe

Wajar-wajar saja kan. Maklum lagi puber :D

Tapi, mungkin kebiasaan seperti itu tidak akan ada lagi di zaman anak SMP sekarang, karena sepengetahuan saya sudah tidak ada lagi rental VCD apalagi DVD di kampung saya (walaupun ada kemungkinan lebih parah dengan kemajuan teknologi informasi seperti sekarang).

Apapun itu, kebiasaan seperti yang kami lakukan sepertinya merupakan salah satu kebiasaan yang tidak boleh diajarkan secara turun temurun...hehehehe

Rabu, 06 Februari 2013

Recehan Untuk Sumbangan

Beberapa hari ini gue selalu bertanya-tanya setiap kali beli di Indomaret deket kosan. Karena kalau ada uang kembalian dalam pecahan 100 atau 200 (rupiah tentunya), kasir selalu bilang : "Mas, 100/200nya bisa disumbangkan????
Yang menjadi pertanyaan gue, apa itu benar-benar disumbangkan? Untuk siapa sumbangan itu ditujukan? Penyaluran sumbangan itu dilakukan oleh siapa?
Jangan-jangan itu buat dikumpulkan, untuk ditukarkan lagi ke Bank (kan kata pepatah; sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit).
Dan juga, yang agak bahkan sangat janggal dalam pikiran gue, kok cuma recehan aja ya yang diminta untuk disumbangkan. Paling ga seribu lah (pengemis aja ngedumel kalo dikasih 100/200 doang).

Ah sudahlah, positif thinking aja.
Dengan cara yang bisa dibilang kreatif untuk meminta sumbangan ini, paling ga gue udah beramal, walau hanya dengan RECEHAN. hehehe...