Rabu, 12 Februari 2014

Comic 8 The Movie

Film action-comedy di Indonesia memang sangat jarang sekali akhir-akhir ini. Yang terakhir mungkin filmnya Warkop DKI yang Manusia 6.000.000 Dollar (1981). Entah film Laskar Pemimpi (2010), yang dibintangi para personil Project Pop termasuk dalam genre ini apa bukan (soalnya perang-perangan tapi kocak. hehe).

Kemunculan Comic 8 The Movie ini memang sudah ditunggu-tunggu, terlebih oleh penggemar komedi seperti saya. Antusiasme itu terlihat sejak Pandji Pragiwaksono lewat akun twitternya @pandji, mengumumkan tentang film ini, bahkan  sebelum trailernya keluar.
Jelas saja, karena deretan bintang utamanya adalah para standup comedian a.k.a komika a.k.a comic, yang sudah sering mengocok perut dengan penampilan mereka di tivi, seperti Mongol Stres, Mudy Tailor, Ernest Prakasa, Kemal Palevi, Bintang Timur, Babe Cabita, Fico Fachriza dan Arie Kriting.

Dan ternyata antusiasme itu terbayar oleh film besutan Anggy Umbara ini, bahkan sejak menit pertama film ini dimulai. Penonton seolah sedang menonton standup comedy di film ini. Kita dikasih sebuah setup yang rapi dan akhirnya disuguhi punchline yang bikin ngakak. Bahkan kadang ada double punchline, triple dan seterusnya. Pokoknya ngakak sepanjang waktu. Bahkan bit-bit mereka yang sudah sering dilemparkan saat standup pun diselipkan disini, dan masih bikin ketawa.

Satu kejelian dari sutradaranya ialah membiarkan para komika ini bermain sebagai dirinya dan sesuai karakter mereka saat melakukan standup comedy. Sama seperti yang biasa dilakukan oleh trio Warkop DKI di semua filmnya.
Karena kalau di Comic 8 ini mereka bermain dengan karakter peran sebagai orang lain, saya pikir kemungkinan tingkat lucunya akan berkurang, bahkan mungkin cenderung garing.
Menempatkan aktris dengan akting mumpuni seperti Nirina Zubir juga satu bentuk kejelian dari sutradara (menurut saya) untuk memberi sedikit warna di film ini.

Tapi tidak hanya di sisi komedinya, kekuatan dari film ini juga ada di ceritanya yang berkualitas. Awalnya saya mengira kalau cerita film ini akan seperti film-film komedi Indonesia pada umumnya, yang seperti biasa lebih menitikberatkan pada lawakannya, ketimbang cerita.
Salut buat penulis skenarionya. Beberapa kali saya 'tertipu'. Saya sudah mengira ini memang cerita perampokan Bank oleh tiga kelompok orang (Amateurs, Gangsters, Freaks), dengan latar belakang untuk merampok yang berbeda (sesuai dengan yang ditampilkan di film ini). Tapi ternyata faktanya mereka adalah sekelompok orang gila yang kabur dari sebuah RS Jiwa, yang dikelola oleh Pandji. Oke kalau gitu.
Tapi sekali lagi, sebelum saya selesai membuat kesimpulan, saya dikasih lagi satu fakta baru bahwa ternyata mereka dimanfaatkan oleh dokter Pandji dan komplotannya untuk merampok Bank, dengan di brainwash terlebih dahulu.
Sialnya lagi, itu juga bukan fakta terakhir. Ternyata mereka sengaja dimasukkan ke RS Jiwa tersebut oleh Indro Warkop, dengan dihipnotis menjadi gila terlebih dahulu, yang tujuannya untuk mengungkap kejahatan dari Pandji.
Kampret. Saya sampai angkat tangan, tidak mau menyimpulkan lagi sebelum nie film abis (benar-benar abis). Alur ceritanya kelas wahid coy.
Bukan hanya itu. Awalnya saya mengira peran Indro Warkop, Candil, Pandji dan Nikita Mirzani cuma cameo pemanis cerita saja. Tapi ternyata mereka juga masuk ke dalam skenario besar dari film ini. Gila. Nie film komedi benar-benar 'SERIUS'. Apalagi aksi tembak-tembakan, kejar-kejaran dan ledakannya pun digarap benar-benar seperti film dengan genre action.

Dan tidak hanya 'kegilaan' diatas, film ini juga memiliki beberapa pelajaran penting dan kritik sosial yang bagus sekali. Pindahkan ibukota ke Papua, kurangi macet, bereskan banjir, selesaikan monorail, juga polisi yang ngemeng Inggris mulu (tulisan saya tentang Bahasa Inggris di Indonesia, disini), dll, semuanya memiliki arti masing-masing baik tersurat maupun tersirat.
Mungkin yang paling besar pelajarannya (menurut saya), adalah kalau tempat semulia RS Jiwa sekalipun, jika dipimpin oleh orang yang salah, pasti akan dimanfaatkan untuk melakukan suatu kejahatan/hal negatif lainnya. Apalagi kalau sebuah negara dipimpin oleh Presiden yang cuma bisa prihatin sambil bikin lagu. *eh

Saya tidak membahas akting para pemerannya, karena suguhan keseluruhan film yang mengocok perut, juga alur cerita yang tidak diduga sama sekali, benar-benar mengalihkan perhatian. Pokoknya nie film keren dah.
Ini beberapa catatan penting dari saya :

  • Penampilan Nikita Mirzani di film ini sangat signifikan sekali, untuk menghangatkan suasana di bioskop yang ber-AC :p
  • Kiki Fatmala seharusnya punya porsi yang lebih banyak lagi, daripada sekedar cameo saja. Kita sangat membutuhkan sosok mature seperti itu :)))
  • Pak EsBeYe harus nonton film ini. Biar bisa ceria sedikit, tidak merengut terus. Kasihan rakyat disuguhi tampang seperti itu mulu :D
Tantangan bagi sutradara pasti akan lebih besar lagi saat menggarap sekuel film ini (di akhir film diceritakan kalau ada misi kedua). Karena dengan suksesnya film pertama ini, semua orang (termasuk saya) punya ekspektasi lebih lagi untuk film berikutnya, baik dari segi cerita, komedi maupun action-nya.

Harapan saya semoga Comic 8 The Movie ini bisa menjadi satu babak baru perfilman Indonesia, khususnya genre action-comedy, sama seperti genre action dengan kemunculan film Merantau dan The Raid sebelumnya, disaat bioskop-bioskop nasional selalu digentayangi setan-setan aneh dan  tebaran tanktop, hot pants, underwear dimana-mana.

Dan yang pasti, Comic 8 The Movie akan menambah koleksi film (DVD asli tentunya) di lemari saya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar