Jogja masih segar-segarnya pagi ini, sehabis diguyur hujan semalaman. Memanfaatkan sedikit waktu luang sebelum berkegiatan, 'mas maxim' membawa saya ke arah utara, KM 7.5 Kaliurang. Jalanan sudah cukup ramai, walau dalam taraf aman lancar. Hanya sekitar 20 menit berkendara dari hotel tempat saya menginap, kami sudah tiba di lokasi. Beruntung 'mas maxim' ini sudah sering mengantar penumpang kesini, sehingga tidak perlu repot-repot menunjukkan arah jalan.
Suasana kedai kopi ini begitu syahdu di pagi hari. Rumpun bambu yang lebat di depan pagar begitu asri. Sejuk nian menyambut setiap pengunjung. Di sekeliling bangunan kedai pun dipenuhi berbagai macam tanaman, sehingga memberi teduh yang sungguh. Masih lengang pagi ini. Tidak tampak pengunjung satu pun selain saya. Namun, setelah melewati area lesehan di samping kanan kedai dan melihat ke dalam, ternyata sudah ada 'pasien' sepasang muda-mudi yang sedang dilayani.
![]() |
pic: IG @klinikkopi |
Kedai Klinik Kopi ini sudah saya ikuti sejak tahun 2014 di media Instagram, jauh sebelum film AADC 2 tayang, yang kemudian membuat kedai kopi ini lebih dikenal publik lagi (karena menjadi salah satu scene tempat Rangga dan Cinta bertemu). Selain karena saya lagi menggandrungi dunia per-kopi-an, postingan didalamnya soal konsep rumah tumbuh yang eco-friendly menjadi daya tarik tersendiri bagi saya yang arsitek wannabe saat itu [red: kedai kopi ini juga adalah rumahnya si pemilik].
Setelah sekian lama hanya 'menikmati seduhannya' secara daring melalui media sosial, kesempatan itu pun datang juga dan tentu tidak akan mungkin saya lewatkan begitu saja. Mas Pepeng--sang pemilik sekaligus tukang seduh di kedai kopi ini--lalu memanggil saya untuk masuk, setelah selesai melayani pasangan tadi. Langsung mempersilahkan duduk di depan meja bar, sambil membuka obrolan-obrolan ringan. Suasana yang terasa begitu hangat, seolah sedang datang bertamu di rumah teman. Saya bahkan diperbolehkan menggunakan tripod miliknya untuk mengambil video.
Ini mungkin kedai kopi kedua yang baristanya tidak 'menjaga jarak' dengan pengunjung, sama seperti saat saya mengunjungi kedai Wisang Kopi di Jakarta dulu. Membuat saya tidak sekikuk Rangga, yang sampai ditertawakan Cinta saat 'dicecar' cerita Mas Pepeng. he-he-he
Di ruang seduh yang kecil dengan durasi waktu yang singkat (mengingat ada rombongan yang sudah mengantri pula), obrolan soal kopi ini begitu luas terasa. Banyak hal yang bisa saya pelajari. Benar tulisan di sebuah postingan akun Instagram Klinik Kopi akhir November tahun lalu, bahwa "orang beli bukan rasa, bukan juga harga, tapi membeli pengalaman". Dan pengalaman saya kali ini adalah salah satu pengalaman yang 'nikmat' adanya.
![]() |
bersama Mas Pepeng |
Pagi ini saya memantapkan diri untuk memesan single origin Malino, setelah Mas Pepeng menjelaskan satu per satu biji kopi yang tersedia di sini. Tidak ada alasan khusus, hanya karena memang belum pernah saya coba. Sementara beberapa single origin yang lain seperti Yellow Catura Manggarai atau bahkan kopi Ethiopia, sudah pernah saya cicipi di kedai kopi lain, walaupun mungkin di sini punya karakter rasa yang berbeda, mengingat metode dan proses seduh, juga proses pengolahan biji kopi yang berbeda pula. Apalagi Klinik Kopi me-roasting sendiri biji kopinya. Bahkan Mas Pepeng bekerjasama dan mengedukasi beberapa petani kopi lokal Indonesia untuk mencipta single origin berkualitas.
Kopi Malino beraroma buah yang aduhai ini, saya sandingkan dengan Bluberry Cheesecake dari Dapur Tetangga yang creamy, manis dan lembut [red: Dapur Tetangga adalah usaha 'sampingan' Klinik Kopi yang dikelola oleh istri Mas Pepeng]. Saya sebenarnya biasa hanya minum kopi saja kalau ke kedai kopi. Tetapi perpaduan di atas, ternyata pas juga untuk menjadikan pagi ini sempurna apa adanya. Berjodoh sekali.
"Memulai hari memang harus dengan kopi enak"
Saya pun mengamini kata-kata teman yang sok filosofis itu. 'Berobat' ke Klinik Kopi ini memang sungguh ampuh.
Saya pulang kali ini dengan 'membawa' pesan dari Mas Pepeng; "kalau udah ada alat seduh, harusnya beli grinder mas. yang manual aja. itu yang utama, biar bisa nikmati kopi enak dan segar di rumah". Pesan yang saya harapkan untuk disetujui pula oleh Njonja di rumah. ha-ha-ha
Tabe!
PS:
- Kedai Klinik Kopi buka Senin - Sabtu, Pukul 09.00 - 12.30 (s/d nomor 20) (datang langsung tanpa reservasi, dilayani sesuai nomor antre) *info dari IG @klinikkopi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar