Jumat, 12 Januari 2018

de Kantine

Bisnis kopi yang sedang berkembang dengan pesatnya saat ini, membuat banyak bermunculan kedai-kedai kopi di setiap kota, terutama kota-kota besar, dengan tampilan wah, interior mentereng keostrali-ostralian [😀], berada di lokasi premium dan [tentu saja] berharga mahal.

Tapi tidak sedikit juga kedai kopi yang sederhana saja, hanya mengandalkan racikan kopinya, walau tetap nyaman sebagai tempat untuk nongkrong ria.
de Kantine ini salah satunya. Lokasinya cukup tersembunyi, dengan hanya memanfaatkan teras dan halaman sebuah rumah. Dengan papan nama yang tak begitu mencolok, ditambah deretan warung-warung tenda yang berjejer didepannya, orang tidak akan ngeh kalau ini adalah sebuah kedai kopi.


Unsur kayu sangat mendominasi desain interiornya. Rangka kayu penuh gantungan papan-papan kecil bergambar dan daun-daun artifisial akan langsung tampak saat kita masuk. Kain putih yang dijadikan sebagai penutup plafon, menjadi pemanis ruangan. Di salah satu sisi, dinding berwarna hitam dilapisi gambar mural yang cantik.
Ada cermin besar yang dipasang di salah satu dinding kedai. Sepertinya untuk memanipulasi ruangan yang kecil, agar tampak luas. Mungkin. Karena begitu yang saya sering baca di artikel-artikel arsitektur.

Namun, walau tak seberapa luas dan tidak ber-AC, kedai kopi ini tetap nyaman untuk ngopi sambil mengobrol santai, kerja, meeting atau membaca buku berlama-lama.


Ada beberapa single origin yang tersedia di sini, seperti Gayo, Papua, Toraja, Lintong, dan lain-lain. Tapi niat untuk mencobanya dengan seduh manual sedikit tertunda karena mas barista de Kantine sedang keluar.

Tidak ingin menunggu hingga bosan tanpa mencicip sesuatu, saya lalu memesan ke si mbak di coffee bar, menu lain yang dia bisa buat. Si mbak pun menawarkan Iced Vietnam kepada saya. Yang langsung saya iyakan tanpa pikir panjang lagi.
Namun tidak seperti Vietnamese Coffee biasa, kopi yang ini tidak diseduh menggunakan vietnam drip. Saya memang tidak memperhatikan prosesnya dari awal, hanya melihat si mbak itu menggunakan shaker atau apalah itu namanya, seperti yang biasa dipakai oleh para bartender untuk mencampur cocktail. Caranya pun sama seperti halnya para bartender itu.


Segelas kopi yang penuh busa diatasnya pun tidak lama hadir di meja. Mengingatkan saya akan Kopi Susu Spesial milik Kedai Kopi Phoenam, juga tentunya 'Mas Bintang'; bir idola yang logonya mendominasi desain kaos oblong di Bali itu 😁

Dibandingkan vietnam coffee yang pernah saya coba, Iced Vietnam de Kantine ini lebih ringan. Ada sensasi 'gigitan' alkohol yang samar-samar. Entah karena cara pembuatannya tadi atau halusinasi saya saja yang sudah jarang mencicipi minuman beralkohol. he-he

Alunan musik rock klasik dari The Beatles menemani saya menikmati kopi itu, sambil 'menghabiskan' tulisan berat Horace Campbell dalam bukunya Rasta dan Perlawanan. Asyik nian. Kopi dan buku memang pasangan berjodoh yang sempurna.


Tak lama setelah menghabiskan iced vietnam saya, mas barista yang ditunggu-tunggu sebagian dari pengunjung yang ada pun datang. Niat mencoba racikannya pun muncul kembali.
Setelah memilah-milah, pilihan jatuh kepada LINTONG. Satu-satunya, dari single origin yang tersedia di de Kantine, yang belum pernah saya coba sebelumnya.

Lintong Tubruk. Nikmat tak terbantahkan. Dan sempurnalah sore saya.
Walaupun niat sebelumnya ingin mencoba seduh manual lain. Apalah daya selera berbicara. he-he


Mencoba melipir kesini, setelah 'menemukannya' ketika hadir di event Festival Kopi Flores di Bentara Budaya lalu, membuat saya tersenyum puas ketika mengingat kembali ucapan teman saya saat itu. "Kedai kopi gini mah jualnya kopi gitu-gitu. Ga usahlah. Cari yang lain", begitu katanya.

Ah sudahlah.
Coba saja kesini, siapa tahu lidah saya tidak salah rasa. he-he
Pun kalau tidak suka kopi, ada es cokelat atau es teh leci. Makanan berat atau camilan santai pun tersedia. Ada nasi bakar, nasi gepuk, spaghetti, fettucini, kentang, sosis goreng, dan lain-lain.

Katanya, de Kantine yang tersembunyi ini sering dikunjungi karyawan Grup Kompas Gramedia. Siapa tahu ada yang cantik. eh 😁



Tabe!


PS:
> Alamat de Kantine : Jl. Gelora IX No. 1, Kel. Gelora, Palmerah Selatan, Jakarta
   (persis di samping kantor pusat Kompas Gramedia).
> Buka Senin - Jumat : 10.00 - 22.00.
> Arah menuju de Kantine : Pas belok masuk Jl. Gelora (arah mau ke pintu masuk kantor Kompas atau Bentara Budaya), lurus terus sampai gapura bertuliskan "lingkungan RW.02 Gelora". Ada gang di sebelah kiri. Dia rumah pertama sebelah kanan, berhadapan dengan warung-warung kecil.
> IG : deKantine_JKT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar