Rabu, 04 Februari 2015

Pilihan


Beberapa bulan lalu sedikit dikejutkan oleh teman saya yang ternyata sekarang sudah menjadi seorang atheis (begitu kata dia sendiri).
Dalam hati cuma muncul satu pertanyaan. KOK BISA!
Hal itu karena dulu teman saya ini adalah orang yang bisa dibilang religius. Pengetahuan agamanya pun cukup mendalam. Sangat jauhlah dibandingkan dengan saya yang waktu SMA dulu misa di Gereja paling maksimal 2x sebulan.
Seharusnya, dengan begitu iman dan keyakinannya lebih kuat. Sayang kisahnya malah sebaliknya.

Tapi saya pribadi (tidak tau orang lain) memaklumi dan menghargai hal itu (mudah-mudahan dia pun menghargai apa yang saya yakini). Saya tidak mau menjadikan keatheisannya itu sebagai alasan untuk menjauhi, membenci, bahkan menghujat dirinya. Hal yang selalu dilakukan sebagian besar orang, jika ada dari golongan mereka yang memilih untuk berbeda dengan mereka.
Bagi saya, agama itu adalah masalah pilihan hati masing-masing orang. Saya tidak bisa memaksakan dirinya agar tetap seiman dan seagama dengan saya. Setidaknya lebih baik kehilangan satu orang, daripada harus membiarkan dia menjadi 'benalu' bagi 'kelompok' kita.

Pandangan yang sama juga selalu saya utarakan saat menanggapi orang yang berpindah agama. Entah itu keluar atau masuk agama saya.
Bagi saya, selama alasannya adalah karena dia meyakini ajaran agama yang baru itu adalah baik bagi dirinya, saya akan menghargai hal itu.
Lain halnya dengan orang yang berpindah agama hanya karena mau menikah dengan orang yang dicintainya. Kasihan sekali orang seperti itu. Begitu mudahnya menggadaikan cinta kepada Tuhannya dengan cintanya kepada manusia lain. Walau hal itu pun bukan menjadi alasan saya untuk membencinya juga.

Sebuah ungkapan lama mengatakan kalau hidup itu adalah pilihan. Dan memang begitulah adanya. Kita semua selalu memilih sepanjang hidup kita, baik secara sadar maupun tidak disadari.
Dan oleh karena itulah, sebaiknya kita bisa menghargai apapun pilihan orang lain, seburuk apapun pilihan itu menurut kita. Selama yang dipilih orang itu tidak mempengaruhi hidup kita sedikitpun, maka tidak ada alasan untuk mempersoalkannya. Kita tidak punya hak untuk itu.

Memilihlah sesuka hati dalam hidupmu, selama itu baik bagimu. Tapi jangan lupa untuk menghargai pula pilihan orang lain.



Tabe!

*ilustrasi gambar dari sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar