Sabtu, 13 Desember 2014

Saat Sedang Off

'Kembali ke dunia nyata' itu memang terasa sangat menyenangkan


Satu minggu menonaktifkan produk teknologi modern bernama smartphone itu membuat hidup terasa lebih happy, damai dan manusiawi.
Lebih enjoy menikmati perjalanan, walau macet semakin menjadi.
Bisa turut larut dalam penderitaan teman dibalik kemudi, yang berjam-jam harus menahan pedal kopling, menginjak rem dengan kakinya walau letih.
Setiap jengkal tempat yang didatangi terasa lebih indah, lebih berkesan, tanpa harus pusing mengatur angle yang benar, biar terlihat sedikit tampan saat selfie. Memang akan terasa kurang, karena pulang tanpa kenang-kenangan potret diri, tapi bukankah memori yang tersimpan dalam ingatan lebih abadi.
Liburan terasa lebih berarti. Tidak perlu berkutat dengan gadget, update sana update sini, jepret sana jepret sini.
Tidak perlu harap-harap cemas menanti berapa orang yang akan kasih 'tanda cinta' buat postingan foto di IG, atau kasih jempol di status FB.
Tidak perlu repot-repot scrolling timeline buat cari twit galau mana yang harus di kasih RT, juga siapa yang mesti diajak twitwar hari ini.
Tidak perlu kesal gara-gara buka sms ucapan terimakasih dari operator IM3, padahal yang ditunggu-tunggu morning greeting dari Sumiati.
Tidak perlu pusing dengan broadcast message yang nyuruh kirim lagi ke 7 orang, biar bisa dapat rejeki. Bodoh. Orang beriman kok gini.
Bisa melupakan sejenak berita soal hasil pilpres yang digugat Pak Prabowo ke MK, atau si Syahrini yang lagi 'ber-ciaobela' di Italy.
Mungkin kalau sedang di kosan, saya akan lebih produktif berkreasi bikin karya seni.
Ada baiknya kawan-kawan pun mencobanya sesekali. Lebih bahagia, itu jaminan pasti. Tapi cukup satu minggu. Jangan terlalu lama offline. Sekarang bukan zaman batu lagi, jadi kurang update bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan ke anak cucu, apalagi buat modusin enci-enci.

Salam damai !



PS :
* Tulisan ini dibuat saat mudik lebaran lalu.
* Ilustrasi gambar dari sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar