Rabu, 09 Oktober 2013

Dek (chairun) Nisa

Di bawah tangga sebuah gedung megah, bercat putih, ala Romawi, di Jl. Medan Merdeka Barat
Duduk di situ seorang ibu paruh baya, bendahara, anggota partai, berjilbab, anggun, rupawan, menawan
Dari dalam tas Prada, diambilnya Iphone 5, lalu menelpon
Terdengar suara laki-laki di sebrang telpon. Berat. Gagah. "Halo Dek Nisa!"
"Halo Mas Akil. Lagi dimana mas?", jawabnya manja
"Aku dari semalam di KPK. Dijemput Mas Abraham. Mau membicarakan tentang masalah Pilkada Lebak. Nanti kamu harus menyusul kesini Dek. Jangan lupa ajak Mas Wawan. Kalau Mbak Atut, nanti dijemput sendiri sama Mas Abraham"
"Iya mas. Aku segera kesana"
Telpon pun ditutup, dan dia menuju ke arah mobil mewahnya, Mercy, yang diparkir di bawah pohon beringin tua
Sekilas dia melihat ke jalan, lewat bus kota, yang bodinya bertuliskan : HAKIM KONSTITUSI YANG KORUPSI, HARUS DIPOTONG JARI


-Paul de Chivo-
Wisma Mandiri II, 04 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar