Kopitiam 'adalah' roti srikaya. Mereka bagaikan dua sejoli yang sedang dimadu asmara. Selalu bersama dan saling melengkapi.
Setiap orang yang membuka kopitiam, kemungkinan besar akan selalu menyediakan menu ini, agar 'SAH' sebagai sebuah kopitiam.
Kopi Oey yang saya sambangi beberapa bulan lalu pun demikian adanya. Menyediakan roti kaya (Roti Bakar Kedjoe Srikaja) dalam daftar menunya.
Dan persis di samping kopitiam milik Pak Bondan Winarno itulah Sabang 16 berada. Menyajikan tradisi sarapan ala kota Medan dan negara tetangga (Singapura, Malaysia); Roti Srikaya/Kaya Toast.
Ukuran dari Sabang 16 ini tidak seberapa besar. Hanya muat beberapa puluh tempat duduk saja. Terbayang memang bagaimana hiruk pikuknya ketika sedang ramai pengunjung.
Berbagai pigura foto digantung rapi di sekeliling dinding. Di salah satu sisi terdapat 'coretan' grafis nan artistik. Warna kuning tanggung a.k.a krem [:D] yang mendominasi seisi kedai, memberi nuansa yang begitu hangat.
*foto dari berbagai sumber |
Berbicara tentang Sabang 16, maka roti srikaya adalah kunci. Tidak ingin bermaksud untuk membanding-bandingkan, tapi kenikmatan roti di sini memang lebih jempolan dari yang pernah saya coba sebelumnya di kedai lain. Layaklah dia dijadikan sebagai menu andalan kedai ini.
Roti bakar yang empuk berpadu dengan selai srikaya yang lembut dan manis. Nikmat nian. Lidah serasa bergoyang Gemufamire ketika roti mulai lumer. Sorong ke kiri sorong ke kanan. Begitu :D
Sandingkanlah roti srikaya ini dengan secangkir kopi hitam Sidikalang, yang diseduh dengan french press atau tubruk biasa. Maka niscaya sempurnalah harimu, walau tak ditemani Dian Sastro ;)
Tulisan ini mungkin hanya seuprit. Tapi yang jelas, roti srikaya di Sabang 16 ini memang BENAR-BENAR NIKMAT.
Trust me it's maknyos! ;)
Tabe!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar