Mie Instan.
Makanan sejuta umat, favorit semua kalangan masyarakat. Murah meriah, mudah dibuat dan enak rasanya. Di saat harga sembilan bahan pokok selalu berbanding lurus dengan harga BBM dan besaran gaji Pegawai Negeri Sipil, mie instan setia dengan harga yang segitu saja. Tidak akan pernah ada demo ke Presiden Jokowi soal isu harga mie instan.
Para produsen mie instan malah lebih memperhatikan cita rasa, daripada mempersoalkan harga. Eksplorasi cita rasa yang akhirnya menghasilkan berbagai macam varian rasa seperti ayam bawang, rendang, soto betawi, dan lain-lain. Mungkin saja sebentar lagi ada rasa sayur asam, papeda, terong dicabein, atau yang lainnya.
Akan tetapi, sespesial-spesialnya mie instan, dimasaknya ya paling begitu-begitu saja. Sehabis diseduh dengan air panas, dikasih bumbu, terus dimakan. Kalau ada yang mau berkreasi pun, biasanya standar-standar saja, seperti ditambahkan sayuran, irisan cabe, atau telor. Tidak ada yang pernah kepikiran untuk membuat dan menyajikan mie itu mirip seperti gambar yang ada dibungkusnya.
Entah malas karena nanti jadi ribet, atau mungkin karena di panduan cara penyajiannya tidak ditulis "sajikan sesuai bungkusnya ya fellas". Apalagi biasanya orang masak mie instan kan di waktu santai (kecuali anak kosan di saat kantong kosong), jadi pasti maunya yang simple-simple saja, jadi cepat untuk dinikmati. Kalau harus bikin sesuai gambar dibungkusnya itu, ya mending masak yang 'berat-berat', daripada cuma sekedar mie instan saja. Betul tidak sahabat super?
Nah, hal itu oleh Lizta Permata, Sri Gusni, Assed Lussak dan Ali Akbar, para pemilik Mix Diner & Florist, dijadikan sebagai sebuah peluang usaha, yaitu dengan menghadirkan sajian menu Mie Mirip (bungkusnya) di kafe mini mereka. Dan ternyata itu berhasil, karena dari semua menu yang ada di sana, menu Mie Mirip ini paling banyak dipesan oleh para pelanggan yang datang. Mungkin karena penasaran.
Kabar mengenai adanya kafe ini saya dapatkan dari salah satu akun Twitter yang saya follow, yang kebetulan saya lupa nama akunnya. Pokoknya kalau tidak salah akun portal berita online. Ah sudahlah.
Gara-gara baca itu, penasaran juga ingin mencobanya. Dan biar tidak penasaran terus menerus dan berujung gentayangan di pohon beringin terdekat, akhirnya saya pun menyambangi tempat ini. Satu tahun kemudian :D
Letaknya sangat strategis, di persimpangan antara Jalan HR. Rasuna Said, Mampang Prapatan dan Kapten Tendean. Tepatnya di dalam rest area komplek ruko SPBU Pertamina Bestindo Mampang.
Mengusung gaya retro pop(?), desain interiornya kece juga, dengan tempelan poster-poster lawas yang rame tapi tertata dengan baik, dan perpaduan warna-warna cerah pada dinding, meja dan kursi dengan karpet kotak-kotak hitam putih. Pencahayaan ruangannya juga sangat bagus, jadi yang matanya rabun pun tidak akan kesandung.
Walaupun indoor, tapi tetap nyaman untuk berlama-lama di sini. Apalagi playlist musiknya juga non-alay, jadi telinga tidak mungkin belatungan setelah dari sini.
Menu Mie Mirip yang tersedia di kafe ini ada tujuh varian, a.l. Mie Mirip Goreng, Kari Ayam, Ayam Bawang, Rendang, Bakso Sapi, Goreng Jumbo dan Bulgogi.
Saya sendiri mencoba mie favorit saya, yaitu mie goreng.
Tidak terlalu lama menunggu, pesanan saya pun datang. Sepiring mie goreng yang penyajiannya benar-benar mirip seperti gambar yang ada dibungkusnya. Bahkan untuk memastikan kemiripannya tersebut, bungkus mie gorengnya juga dibawa sekalian.
Semuanya lengkap. Ada mie (pasti), telor mata sapi yang matanya agak dipinggir, dua udang, dua potongan tomat, selada, daun sop (entah apa nama yang benarnya :D), acar ketimun dan wortel, taburan kacang polong dan irisan cabe merah. Bahkan piringnya pun sama. Yang kurang cuma logo SNI dan MUI saja. *dikeplak*
Walau sudah tidak terlalu panas (kelamaan plating mungkin), tapi tetap nikmat untuk disantap. Mie-nya pas, tidak terlalu lembek atau kering. Rasanya beda dengan yang asli, karena dikasih tambahan bumbu racikan ala kafe ini sendiri.
Udangnya enak, segar, ada manis-manisnya, seperti air LeMineral yang dari pegunungan itu :p. Telor yang dipakai di sini, kata pelayan adalah telor omega. Dimasak setengah matang, jadi begitu lumer di dalam mulut. Bikin nagih, walau tanpa rasa.
Sementara yang lainnya tetap seperti biasa. Tomat tetap terasa tomat, selada juga tetap terasa selada. Piringnya pun sama, tetap keras dan tidak bisa dimakan.
mirip to kaka ;) |
Selain Mie Mirip Goreng, saya juga mencoba dua menu lain yaitu Chicken Lava dan Mochi Ice Cream Strawberry. Kalau Mie Mirip dicoba karena penasaran, yang ini karena perut mungil saya masih lapar ;)
Chicken Lava-nya enak. Rasa asam dari sausnya, memberi sensasi tersendiri saat menyecapnya. Nasi putih saya minta diganti dengan kentang. Gurih dan tidak overcooked. Segarnya salad yang dikasih mayonaise, menjadi pelengkap yang pas.
Sementara itu, Mochi Ice Cream Strawberry-nya juga segar. Tampilannya yang nge-pinky dengan hiasan potongan strawberry diatasnya, terlihat begitu seksi dan membangkitkan nafsu untuk segera menggerogoti segala isinya.
Mochi-nya lumayan besar, dengan tingkat kekenyalan yang pas. Isian es krim yang lembut, begitu lumer di mulut. Pas untuk mengakhiri jelajah rasa di tempat ini.
Ada tiga varian rasa dari Mochi Ice Cream ini, yaitu Greentea, Oreo dan Strawberry.
Chicken Lava |
Mochi Ice Cream Strawberry |
Selain menu Mie Mirip, Chicken Lava dan Mochi Ice Cream di atas, kafe ini juga menyediakan menu-menu lain, seperti Chicken/Beef Bulgogi, Tempura, Mix Bakso, Ayam Keprek Ancur-47 dengan level pedas dari TK - Profesor, etc. (Main Course); Bandeng Katsu Tanpa Tulang; Frozen Yoghurt, Mix Twigim, Fire Cracker, etc. (Side Dish); Favorite Desserts; Teh tarik, Aloe Vera Ice Tea, Juices, etc. (Beverages).
Dan buat yang ada rencana mau kasih satu truk bunga ke pasangan, bisa juga kesini, karena sesuai dengan namanya, kafe ini juga menyediakan jasa pemesanan bunga, baik dalam porsi besar maupun kecil.
Tabe!
*Data Mix Diner & Florist :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar