Sepulangnya dari Gang Potlot, tempat 'markas besar' Slank berada, tiba-tiba saya teringat dengan sebuah kedai kopi yang artikelnya saya baca beberapa hari yang lalu.
Dengan segera saya buka kembali kembali history pencarian di Google, untuk tahu alamatnya, dan lalu menyambangi kedai kopi itu. 'Mengobati' kegagalan bertemu personil Slank--karena rumahnya tertutup--memang HARUS dengan kopi yang nikmat.
Beruntung lokasinya belum terlewat. Saya pun buru-buru meminta berhenti ke sopir bis yang saya naiki, setelah melihatnya di seberang jalan. Berada di antara deretan ruko-ruko. Nama kedainya terlihat jelas dari jalan, karena berukuran cukup besar.
Tempatnya ada tepat di depan (seberang) kantor/showroom Honda Tebet, tidak jauh dari Jembatan Pancoran.
Tampak beberapa orang remaja masa kini sedang duduk di depan dinding kaca besar. Ngopi, ngerokok, ngobrol ngalor ngidul. Sementara di dalam terlihat begitu sepi. Hanya ada dua orang barista, dan dua ibu-ibu yang sedang asyik menikmati kopi mereka.
Kedainya tidak begitu luas, dengan bentuk memanjang ke belakang. Dindingnya didominasi warna putih, dengan sedikit cat hitam di beberapa sisi.
Terlihat cukup modern.
Ada yang menarik di area paling belakang. Di dindingnya yang berwarna putih, terdapat tulisan yang cukup besar; "SELAYAKNYA ISTRI, KOPI ADALAH TITIPAN".
hhmm. Perbandingan yang aneh, walau benar adanya. Segala yang ada di dunia ini, kan memang hanya titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. he-he
Saya lalu memilih duduk di meja panjang, tepat di bawah tulisan itu. Menikmati pesanan kopi saya yang tidak lama sudah datang, sambil membaca buku yang saya ambil dari rak di samping coffee bar. Kopi dan buku memang 'pasangan' yang berjodoh.
Saya memesan Kopi Vietnam [lagi] kali ini. Saya sepertinya jatuh hati dengan minuman kopi susu ala negeri komunis ini 😀
Di Kopimana27, kopi vietnamnya agak ringan. Tidak seperti di Kopi Oey yang cenderung pekat campuran kopi hitam dan susu kentalnya. Walau seperti artikel yang pernah saya baca, citarasanya memang selayaknya seperti itu.
Tapi walaupun begitu, keduanya tetap punya sensasi nikmatnya masing-masing.
Suasana kedai kopi ini tidak terlalu ramai saat itu. Sampai kopi vietnam saya tandas, juga buku yang sudah hampir setengahnya saya baca, hanya bertambah dua orang bapak-bapak yang datang dan seorang ibu beserta dua anaknya yang membeli kopi untuk dibawa pulang.
Sementara remaja-remaja masa kini tadi, sudah pindah ke dalam kedai. Masih tetap ngopi, ngerokok, ngobrol ngalor ngidul.
Saya lalu memutuskan untuk memesan kopi lagi.
Tulisan "Ethiopia" di daftar "Kopi Golongan Asal" yang tertera di sebuah papan hitam, mengurungkan niat saya untuk pulang. Memang ada kopi nusantara yang tertulis di situ, seperti Toraja Yale, Malabar dan Gayo. Namun ketiganya sudah pernah saya coba di kedai kopi lain.
Saya memilih untuk diseduh dengan metode pour over menggunakan V60.
Ethiopia V60.
Pilihan yang benar adanya. Saya menikmatinya dengan senyum penuh kepuasan.
Dan karena mereka 'memproklamirkan' dirinya sebagai "warung kopi dan penitipan istri", saya sepertinya akan datang untuk ngopi lagi, sekaligus membawa istri untuk dititipkan.
Istri teman tapi. ha-ha-ha-ha
Tabe!
PS:
➤ Alamat Kopimana27:
Jl. Prof. DR. Supomo, No. 45 RZ, Tebet Barat, Jakarta (depan Honda Tebet, tidak jauh dari Jembatan Pancoran)
➤ Buka setiap hari: 08.00 - 23.00
➤ IG/FB/Twitter: @kopimana27